Tuesday, April 14, 2015

Demi Semangat

Perempuan itu diam. Dia berhenti bicara. Hanya terpaku dalam diam. Dia tidak marah pada siapapun apalagi dia protes pada suatu kondisi apapun. Dia hanya bungkam. Tanpa ada satupun maksud untuk beranjak dari posisi diam. 

Kenapa dia berdiam? Sudah berapa lama dia diam?

Kurasa 300 tahun.

Dia diam?

(Mengangguk)

Tidak mungkin! Apa sebab?

Karena dia telah kehilangan sepotong Semangat dalam hidupnya.

(Tertawa) Berlebihan kalau begitu!

Berlebihan bagaimana maksudmu? Sepotong semangat juga sama dengan sepenggal jiwa. Kalau kau sudah kehilangan itu maka sama saja kau telah kehilangan nyawa. Selamat! kau jadi mayat hidup karena sepotong semangat tidak berarti sepenggal jiwa walaupun nyaris sama. Kalau kau kehilangan nyawa. Tinggal dikubur. Tetapi kalau kau kehilangan semangat - tidak akan ada yang mau menguburmu.

Mengerikan! Jangan sampai terjadi padaku.

Semoga kau cukup punya asupan dalam kepalamu untuk membuat sepotong benda itu tidak hilang dari tubuhmu.

Aku jamin 100% tak kubiarkan dia hilang!

Jangan terlalu yakin. Nanti nasibmu tidak jauh beda dengan perempuan itu. Dia terlalu bersemangat hingga dia lupa memberi makan semangat itu agar tetap bernyawa. Dia terlalu memaksa semangat itu bekerja. Padahal semangat juga butuh ruang, butuh udara, butuh waktu senggang. Nikmati hidup dengan semangat sama berarti memberikan nikmat pada semangat itu sendiri. 

Hm

Kau masih punya sepotong semangat dalam dirimu?

(Mengangguk) Akan kuberi dia makan biar dia gemuk dan energik.

Hati-hati, jangan makanan sampah. Dia bisa kena penyakit!




0 comments:

Post a Comment

 

(c)2009 Mardiana Kappara . Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger